Sabtu, 28 November 2015

Belajar Berhitung atau Belajar Menjawab Soal?

MATEMATIKA, bagi anak sulung saya adalah materi paling akhir yang mau ia pelajari. Sejak memutuskan menggunakan metode belajar terstruktur,  ia tak mempermasalahkan pelajaran IPS, IPA, PKn, Bahasa Indonesia, serta materi-materi diniyyah. Namun untuk matematika, ia baru memulainya di usia memasuki 10 tahun. Saya cukup ketar-ketir dibuatnya. Di usia itu, ia baru mulai lagi mempelajari perkalian, pembagian, pengukuran, dan seterusnya. Alasannya, ia merasa, mempelajari angka-angka tidaklah asyik, berbeda saat ia membaca cerita dalam buku lain.
Beberapa bando produksi Si Sulung


Jumat, 20 November 2015

Tersandung, Jatuh dan Segera Bangkit

Apakah perjalanan Home Education selalu mulus? Tentu saja tidak, sama halnya dengan kegiatan lain. Bagi saya, home education sangat erat kaitannya dengan iklim rumah, iklim hati ibu, dan semua hal yang berkaitan dengannya. Naik-turun pelaksanaan HE kami sangat berhubungan erat dengan naik-turun mood saya sebagai ibu. Saya tidak tau, ini pertanda buruk atau tidak, tetapi setiap kali saya menyadari  mood  saya jatuh, saya harus segera berbenah. Lalu, apa saja titik-titik kritis HE kami?

Sebenarnya sudah seringkali saya mengalami kegalauan dalam menjalankan HE. Kegalauan pertama muncul saat baru akan benar-benar menjalankannya. Seperti seorang anak yang memulai praktik bersepeda roda dua. Saat semua teori sudah dilahap, sumber-sumber sudah dikunjungi. Perasaan bimbang justru datang saat akan memulai. Sampai saat ini, saya sering melihat beberapa ibu yang memiliki perasaan sama saat baru akan memulai HE. Alhamdulillaah, karena izin Alloh, kemudian berkat diskusi dengan para pelaku HE, serta mengunjungi blog-blog pelaku HE, kekhawatiran itu berangsur reda.

Anak-anak belajar tata laksana pengurusan jenazah dari buku saku nenek mereka yang tergeletak di atas meja.

Jumat, 06 November 2015

Dunia Baru Si Sulung

Langkahnya segera menuju ke rak sudut ruangan yang paling sering berantakan itu. Beberapa buah buku ia ambil, bersamaan dengan pensil, penghapus, buku tulis. Tanpa komando ia mencari posisi, meletakkan punggungnya di sofa hijau yang sudah tidak empuk lagi. Tak lama, ia memulai petualangannya, petualangan menyelami pengetahuan dan ilmu dari buku. Sesekali mencatat, kemudian menggarisi hal-hal yang penting menurutnya.