Senin, 27 April 2015

Pesekolah Rumah Juga Anak-anak


Suatu hari di rumah anak-anak home schooling: "Kakak, kakak". Suara-suara mungil itu memanggil nama anak-anak saya, hampir setiap hari. Di pagi hari, siang, maupun sore. "Aku dipukul sama si A", katanya penuh manja kepada anak ke dua ku. Mereka berusia antara 4-6 tahun, anak-anak tetangga rumah orang tua saya di Jakarta. "Nanti ya, kalau udah selesai belajar", adu anakku yang ke tiga dengan nada menasehati.


Beberapa tahun lalu, saat memutuskan menjalankan homeschooling, masalah sosialisasi dan adaptasi sempat menjadi ganjalan saya. Anak pertama saya tergolong sulit menyesuaikan diri saat ia balita. Saat bertemu teman baru pun, ia membutuhkan waktu cukup lama untuk dapat berbaur. Keluarga besar saya tak kalah ikut khawatir. Khawatir anak saya akan lebih sulit beradaptasi dan bersosialisasi bila kami tetap menjalankan homeschooling.

Waktu terus berlalu, takdir Allooh membawa kami singgah di tanah-tanah-Nya. Beberapa tahun di Jakarta, singgah tak lama di Pulau Bangka, kemudian sempat tinggal di Sulawesi Utara. Dalam beberapa perjalanan kami, anak-anak sempat mengalami sulit beradaptasi, tetapi seiring bertambahnya usia, mereka menemukan kemampuan beradaptasi lewat cara mereka masing-masing. Dalam pengamatan saya, anak pertama saya bukanlah tidak bisa beradaptasi, tetapi ia hanya membutuhkan waktu untuk dirinya sendiri dulu.

Lalu, bagaimana hubungan antara kemampuan beradaptasi dan bersosialisasi dengan homeschooling? Menurut saya, homeschooling memungkinkan anak-anak mendapatkan ruang dan waktu untuk menemukan cara mereka bergaul dan menyesuaikan diri, dengan izin Allooh ta'ala. Saat Balita, anak-anak saya intensif bergaul di dalam rumah saja. Melewati usia balita, secara sadar dan mandiri, mereka pun mau dan mampu bergaul dengan teman-temannya. Saya bersyukur kepada Allooh untuk taufiq-Nya.

Saat ini, saya bahkan harus membatasi mereka memanfaatkan waktu untuk bermain di luar rumah. Tak disangka pula, si sulung akhirnya berkesimpulan, tidak mau terlalu lama bermain dengan mereka.Alasannya, karena teman-teman mereka mengadukan teman yang lain. Tetapi hal ini tidak terjadi kepada anak ke dua, mungkin karena belum matang usia dan kemampuannya memilah.

Kemampuan beradaptasi dan menyesuaikan diri menurut saya tidak dipengaruhi sekolah atau tidaknya seorang anak. Tetapi hal ini merupakan hasil asuhan dan didikan keluarga, terutama. Contoh dari orang-orang terdekat, serta bakat seorang anak. Pesekolah rumah adalah anak-anak, seperti juga anak yang bersekolah, atau anak-anak yang tak bisa bersekolah. Anak-anak membawa sifatnya masing-masing dari kandungan ibunya. Pengasuhan dan pendidikan adalah faktor luar yang membentuk dirinya, tentu setelah taufiq dari Allooh.

Untuk orang tua yang masih galau menjalankan homeschooling, silakan kaji kembali penelitian-penelitian tentang sosialisasi anak-anak homeschooling. Cerita dalm tulisan ini bersifat pribadi dan tidak memiliki dasar penelitian yang bisa dipertanggungjawabkan. Selamat belajar, Bu!