Selasa, 27 September 2011

Investasi Besar Kami

Buku, bagi kami tak hanya sumber ilmu. Sudah jelaslah bahwa buku memberikan kami pengetahuan, ilmu, wawasan, yang menjadi acuan kami dalam bertingkah laku sehari-hari. Lebih dari itu, bagi kami buku adalah investasi. Maka, kami tak segan mengeluarkan uang seberapa yang kami mampu untuk menanam saham di ranah ini.

Buku, bagi kami adalah media yang mempererat. Saat kakak dan adik berselisih paham dalam bermain, saya ambil sebuah buku. Saya membukanya dan membacanya penuh takjub, "Hey, lihat! masa' ada kupu-kupu kayak burung hantu...hiiii sereemmmm", mereka pun bergegegas menuju halaman buku yang saya buka, penasaran dengan apa yang baru saya baca. Seketika mereka larut dalam cerita di buku tadi dan melupakan selisih paham yang baru saja terjadi.

Senin, 26 September 2011

Donat Kentang Aisyah

Bahan-bahan:

Kentang (pilih yang muda) 1/4 kg,kukus
Mentega 150 gr
Ragi instan 1 sendok makan peres
garam 1/2 sendok teh
susu bubuk 2 sendok makan
terigu 1/2 kg, bisa ditambahkan bila adonan masih terlalu lengket
telur ayam 1 butir
Minyak goreng

Pelengkap:
Gula halus
Meses
Tenaga ekstra untuk membanting

Sabtu, 24 September 2011

Apakah Anak Saya Benar-benar Belajar?

Pada awal-awal kami menjalankan Homeschooling, saya seringkali kurang yakin, apakah saya sudah menjalankan HS dengan baik. Saya merasa anak saya lebih sering mainnya, membuat hasta karya, dan hal-hal yang menurut saya saat itu jauh dari kegiatan belajar.


Ternyata, masalahnya adalah pada diri saya sendiri. Saya belum bisa sepenuhnya melepaskan diri dari pemahaman tentang terminologi 'belajar' versi saya. Menurut pengalaman saya, belajar adalah membuka buku, menulis sesuatu, sambil duduk diam tentunya. Tetapi, anak-anak tidaklah betah berlama-lama seperti itu, apalagi bila segalanya sudah diatur, harus belajar itu, harus menulis ini, menjawab pertanyaan anu, dan sebagainya.

Tak Ada yang Sia-sia

Hampir 2 minggu terakhir konsentrasi saya menjalankan homeschooling terpecah. Satu fokus utama tetap kepada anak-anak, tetapi saya juga harus mempersiapkan sebuah acara kecil yang cukup membuat 'kacau' jadwal belajar kami. Bahkan si 1 tahun sering protes saat saya terlalu lama, menurutnya, bertelepon/ber SMS ria.

Chiken Katsu Kesukaan Jita

Bahan-bahan :
Dada ayam utuh, belah menjadi tiga
Tepung ayam goreng siap jadi
Putih telur, kocok
Tepung roti kasar
Minyak goreng

Pelengkap :
Saus tomat
Mayonaisse

Menjadi Pendidik Bukan Menjadi Guru Privat




Seringkali saya merasa belum melakukan hal yang optimal dalam melaksanakan homeschooling (HS). Apalagi saat melirik ke anak-anak lain,baik yang bersekolah maupun yang juga melaksanakan HS. Ada yang jago aplikasi komputer, lihai berbahasa inggris, kuat hafalan, cepat berhitung, dan sebagainya, dan sebagainya. Lalu, anak saya, apa kelebihannya? Apakah ada potensi yang sebenarnya bisa dikembangkan tetapi jadi kerdil karena usaha saya yang belum optimal?





Jumat, 23 September 2011

Kenapa Harus Home Schooling?

Ide untuk menjalankan Home Schooling/Home Education (HS/HE) sudah saya inginkan sejak tahun 2002, 2 tahun sebelum saya menikah. Awalnya saya mendengar terminologi ini dalam sebuah acara talkshow di televisi. Sekilas saya memahami semangat dari HS, dan menyetujuinya. Rasa ingin tahu saya, saya penuhi dengan cara browsing di internet.

Sampailah saya ke beberapa blog milik praktisi HS, baik di dalam maupun luar negeri. Dalam blog tersebut terdapat banyak informasi mengenai homeschooling, langkah awal, landasan formalnya, kegiatan keluarga, dan sebagainya. Saya semakin antusias, pencarian saya pun berlanjut ke buku-buku dan artikel mengenai homeschooling serta bergabung dengan grup di Yahoo.


Aisyah Susah Tidur Siang

Setiap waktunya tidur siang, saya selalu berpikir, tips apa lagi yang akan saya terapkan kepada anak saya yang ke dua? Biasanya Jita, anak pertama saya akan tidur dengan sendirinya, adik Bassam (1,5 th) harus menyusu dulu, tinggallah Aisyah (3,5 th) yang hanya bisa saya 'komando' agar segera menutup mata.